Angry Happy
Nahyu Rahma Fathriani
70 x 50 cm
watercolor on paper
2012
Karya
diatas adalah salah satu karya seniman dari Semarang-Jawa Tengah yang juga
merupakan alumnus Jurusan Seni Rupa FBS UNNES lulusan tahun 2006. Nahyu Rahma Fathriani
menjadi nama seniman yang terlintas dibenak saya ketika mendapat tugas menulis
kritik Seni Rupa seniman Semarang. Saya melihat karya ini di pameran Tracking and Finding usungan Komunitas
KOTAKGILA yang bertempat di Club Merby.
Satu hal yang paling menarik adalah sosok “wanita kucing” dalam karya ini. Saya mulai mencari dan bertanya mengenai karya si seniman dan saya mendapati bahwa Nahyu Rahma Fatriani seringkali mengungkapkan karyanya dalam wujud “wanita kucing”-wanita berkepala kucing. Kabarnya ini didasarkan pada kecintaan Nahyu terhadap binatang lucu dan manja ini.
Angry
Happy merupakan salah satu karya Nahyu yang menampilkan wajah kucing dalam
figure seorang wanita.Sejenak pemilihan judul ini mengingatkan saya peda salah satu games yeng terkenal dan booming dalam beberapa waktu yang lalu. Dibuat dengan media cat air diatas
kertas berukuran 70 x 50 cm, Nahyu menggunakan nuansa Grayscale. Karya Angry Happy ini menampilkan portrait close up wanita berwajah kucing yant
telihat menggenggan kepala dengan dua tangan yang terlihat seperti kesan marah
atau pusing akan suatu hal, hal ini ditambahkan dengan raut wajah kucing yang
menunjukkan ekspresi antara bahagia marah. Satu hal yang menggelitik adalah
judul karya ini yaitu Angry Happy, sangat jelas ketika Nahyu menggunakan kata
behasa Inggris Angry yang berarti
juga marah namun menambahinya dengan Happy diawalnya menjadikan karya ini
berjudul menggelitik yaitu Bahagia Marah.
Antara Mitos dan
Kecintaan
Karya
Angry Happy menampilkan wanita yang berwajah kucing yang berangkat dari
kesukaannya dengan binatang peliharaan kucing. Di sisi lain terdapat fakta
bahwa Nahyu mencoba mengangkat penggambaran mitos Yunani Dewi Baht, yang
dikenal pula dengan Dewi Kucing. Mitos adalah suatu bentuk cerita yang tidak
jelas siapa yang membuat namun diyakini benar dan seringkali berhubungan dengan
dunia luar atau dunia gaib dan
berhubungan erat dengan kepercayaan. Menapilkan metafora wajah kucing
sebagai ikon wajah manusia agaknya menjadi simbolisasi sifat wanita yang mirip
dengan hewan berbulu ini yaitu manja.
Dalam
karyanya ini Nahyu menampilkan close up
hitam putih yang memiliki focus pada wajah kucing. Pemilihan warna yang tidak
meriah justru menjadikan karya ini nampak focus yaitu kesan yang merujuk pada
judul karyanya Angry Happy. Di sisi lain hal ini menjadi menarik mengingat
judul karya yang Nahyu pilih adalah Angry Happy, dari segi pemilihan ewana
justru kesan datar yang ditangkap tanpa ada bubuhan warna angry maupun happy. Wajah
kucing yang ditampilkan menurut saya sudah melalui proses transformasi-walaupun
pada dasarnya figure dalam karya ini adalah bentuk transformas- penggabungan
wajah kucing dengan wajah manusia yang nampak jelas pada letak bibir, gigi dan
alis kiri. Yang menurut saya sendiri unik adalah bagaimana seniman menampilkan
wajah yang mampu menampiklan kesan marah dan senang dalam porsi yang tidak
dibatasi senhingga tidak bias ditangkap apakah sebenarnya wajah tersebut
tersenyum ataukah marah.
Intepretasi, Makna dan
Penilaian
Karya
yang ditampilkan dalam pameran Tracking and Finding ini mengusung bagaimana
seni rupa berkembang . Fakta bahwa seni rupa merupakan suatu hasil dari proses
gubahan, gubahan ini adalah hasil dari bagaimana manusia perpikir dan
berperilaku. Sebagaimana tergambar jelas
dalam periodisasi dari seni yang mulanya tradisional, modern, postmodern dan
kontemporer. Menilik sekali lagi di karya berukuran 70 x 50
cm ini makna yang bisa ditangkap tentunya berkaitan dengan bagaimana seniman
mengungkapkan bagaimana masyarakat tradisional menggunakan seni sebagai media
dokumantasi serta pendekatan objek yang masih dimetaforakan.
Nahyu
yang menggunakan konsep Dewi Baht yang diungkapkan dalam konteks kekinian
agaknya menjadi suatu ungkapan bahwa bagaimanapun kehidupan dimasa ini masih
mengakui dan meyakini adanya mitos dan kepercayaan gaib. Selain itu penggunaan figur wanita dalam
karyanyea memiliki artian bahwa dalam hal apapun terdapan du hal yang saling
berkebalikan namun justru saling melengkapi. Ini senada dengan bagaimana Nahyu
menggunakan kucing yang ditransformasikan dengan figure manusia serta raut
marah dan bahagia yang menjadi satu.
Lalu bagaimana setiap orang memaknai dua hal yang saling berkebalikan
namun satu ini? Tentunya dari sudut pandang mana seseorang melihat. Marah bias
menjadikan suatu hal yang baik jika konteksnya positif. Kebahagiaan bias
berarti sebaliknya jika konteksnya negatif.
Menurut saya karya Angry Happy merupakan karya yang
menarik dari segi subjek, komposisi serta tampilan visual. Teknik aquarel dalam
karyanya juga sangat terasa serta penguasaan teknik cat air yang matang semakin
mempercantik karyanya. Penampilan raut wajah kucing yang dieksekusi dengan
detail secukupnya juga pas dengan pemilihan warna Nahyu yang nampak tenang. Agaknya Nahyu memiliki alasan
tersendiri mengapa ia tidak memfullcolorkan
karyanya. Walaupun menurut saya pastinya akan lebih menjadikan karya ini
menarik. Sebagaimana karya Nahyu lain
yang sangat menarik serta tetap mengangkat wanita kucing, karya Angry Happy
nya menjadi karya yang semakin mempertegas eksistensi kesenimananya serta
penggunaan transformasi yang sangat mengekspresikan “Nahyu”. Terlebih ide yang
dipilih dalam karyanya yaoitu menggunakan metafora serta transformasi kucing
menjadikan karyanya lain dan unik. Bagaimanapun karya Angry Happy secara
keseluruhan menurut saya adalah karya yang apik serta baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar